Biografi Umar Kayam

on Selasa, 29 Maret 2011


Biografi Umar Kayam



UMAR KAYAM adalah sastrawan yang sosiolog, atau sosiolog yang sastrawan. Ayah Umar Kayam adalah seorang guru Hollands Inlands School (HIS) . Lahir 30 April 1932, di Ngawi Jawa Timur. Menempuh pendidikan di HIS Mangkunegoro Surakarta, di mana ayahnya juga mengajar di sana.
Di sekolah tersebut dia berteman akrab dengan Kliwir panggilan akrab Wiratmo Sukito, salah seorang tokoh MANIKEBU Gelanggang Tahun 60-an. Setelah itu, dia melanjutkan sekolah di MULO (setingkat dengan SMP), dan melanjutkan SMA bagian bahasa (bagian A) di Yogyakarta. Lulus dari SMA tahun 1951, Umar Kayam atau biasa dipanggil UK melanjutkan pendidikan di Fakultas Pedagogi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pada tahun 1955 UK melanjutkan studinya ke University School of Education, USA (1963). Setelah mendapatkan gelar Master of Education di Univerasitas ini, UK melanjutkan program doktoralnya ke Cornell University, USA (1965) dengan desertasi “Aspect of Interdepartemental Coordination Problems in Indonesian Community Development”.

Semasa kecil, UK sudah akrab sekali dengan dunia membaca. Saat masih duduk di sekolah setingkat SD, UK terbiasa dengan bacaan-bacaan dongeng, dan pelajaran-pelajaran yang terkait cerita dalam bahasa Belanda. Saat duduk di MULO—setingkat dengan SMP—UK sudah akrab sekali dengan Gone with the Wind serta novel-novel yang lain. Pada saat SMA, beberapa di antara teman-temannya saat itu adalah Nugroho Notosusanto dan Daoed Joesoef yang kelak (kedua-duanya) menjadi Menteri Pendidikan. UK mengelola majalah dinding sebagai medan untuk mengeksplorasi karya-karya sastranya. Di tempat ini pula, UK membincangkan karya sastra Tagore, Amir Hamzah, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Karya-karya yang lain. Cerpen “Bunga Anyelir” merupakan cerpen pertama UK yang dimuat di sebuah majalah di Jakarta dan itu ditulisnya saat masih duduk dibangku SMA.

Saat Mahasiswa, UK aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan dan tentu saja dunia kesastraan saat itu. Salah satunya, UK adalah perintis “Universitaria” di RRI Nusantara II Yogyakarta yang menyajikan berbagai informasi kegiatan mahasiswa. Selain itu, UK juga mendirikan majalah minggu dan berbagai kegiatan yang lain, terutama terkait dengan kebudayaan.

Selanjutnya, saat kuliah di USA, UK juga aktif menulis karya sastra yang dikirimkan ke berbagai media di Indonesia. Hingga kemudian, sepulangnya di Indonesia, UK ditunjuk sebagai Direktur Jendral Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan RI (1966-1969).

Pada tahun 1969, UK terpilih untuk menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Jakarta. Dan pada saat yang bersamaan, UK juga menjabat sebagai Rektor Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (Sekarang IKJ) dan juga menjabat sebagai anggota Board of Trustee International Broadcast Institute yang bermarkas di Roma.

Selain sebagai seorang sastrawan, UK juga merupakan pemain Film. Tercatat, dia pernah menjadi salah satu pemain dalam Film Karmila yang disutradarai oleh Ami Priyono. UK juga pernah memerankan sosok Bung Karno dalam Film G-30-S/PKI yang disutradarai Arifin C Noor. Berperan Sebagai Pak Bei dalam Canting, Senetron yang diangkat dari Novel Arswendo Atmowiloto.

Kariernya sebagai akademisi dan iluwan, UK tercatatat pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Latihan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang (1975-1976), Direktur Pusat Studi Kebudayaan UGM (1977-1997), Dosen Pasca Sarjana, Jusrusan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta (1998-2001). Dan pada tahun 1989, dia mendapat pengukuhan sebagai Guru Besar di UGM.

UK menikah dengan Rooslina Hanoum dan dikaruniai dua orang putri: Sita Aripurnami dan Wulan Anggraini

Karya Umar Kayam

# Seribu Kunang-Kunang di Manhattan
# Istriku Madame Schlitz dan Raksasa
# Sybil
# Secangkir Kopi dan Sepotong Donat
# Kimono Biru untuk Sang Istri
# Musim Gugur Kembali di Connecticut
# Sri Sumarah dan Bawuk
# Totok dan Toni
# Chief  Sitting Bull
# Peranan Seni Tradisional dalam Modernisasi dan Nasionalisme di Kawasan Asia Tenggara
# Membangun Kehidupan Teater Kontemporer di Yogyakarta
# Seni Tradisi dan Masyarakat
# Tentang Proses Penulisan Cerita Saya
# Mengapa Hidup Menggelandang ?
#  Jalur Penang
# Bulu Bulu Cenderawasih
# Semangat Indonesia
# The Soul of Indonesia, a Cultural Journey
# Tentang Pembudayaan Koperasi
# Keselarasan dan Kebersamaan ; Suatu Penjelajahan Awal
# Affandi
# Kebudayaan dan Pembangunan
# Pembebasan Budaya‑Budaya Kita
# Transformasi Budaya Kita
# Mangan Ora Mangan kumpul
# Para Priyayi
# Something is Rotten in The State of Denmark
# Sistem Kekuasaan Kita Masih Feodal
# Tempat Kesusasteraan dalam Kehidupan
# Parta Krama
# Film Indonesia menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
# Madep Ngalor Sugih Madep Ngidul Sugih
# Sugih Tanpa Banda
# Jalan Menikung
# Satria Piningit ing Kampung pingit
# Kelir tanpa Batas
# Pada suatu Saat di Banjar Sangging
# Titipan Umar Kayam
# Dialog

Prestasi umar kayam

Festival Teater Yogyakarta (FTY) 2009 yang diprakarsai oleh Taman Budaya Yogyakarta dan Yayasan Umar Kayam telah dimulai dengan diadakan seleksi atas 19 Komunitas Teater se-Yogyakarta. Teater JAB (Jaringan Anak Bahasa) Universitas Ahmad Dahlan lolos seleksi sebagai salah satu dari enam komunitas teater yang akan terus berkompetisi untuk memperebutkan Umar Kayam Award.
Kegiatan pentas Teater JAB dalam acara FTY 2009 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Agustus 2009 dan hari Sabtu tanggal 15 Agustus 2009 dari pukul 19.30 WIB sampai dengan selesai di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wirogunan dan Kampus II UAD.
Dalam FTY 2009 Teater JAB UAD akan mementaskan naskah dengan judul “Menghisap Kelembak Menyan” karya Emha Ainun Nadjib, dengan pemain Dedi Irawan (Anak Muda I), Anas Prasetya (Romo), Septiana Pamrista S (Gadis I), Rita Purwanti (Ibu), Joni (Hansip), dan Ilham Rudy U (Tukang Ronda). Pentas drama tunggal ini disutradarai oleh Masroom Bara


Mau Widget Seperti ini? Click Here!